-
Bernilai Sedekah di Sisi Allah Ta’ala
Bersedekah merupakan salah satu ibadah yang berpahala di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Namun bagaimana bila kita tidak mempunyai uang lebih untuk disedekahkan? Tenang, Islam itu agama yang tidak memberatkan. Dalam ajaran Islam, bersedekah tidak harus dengan materi. Salah satu bentuk sedekah yang paling ringan adalah senyum.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”
(at-Tirmidzi, Ibnu Hibban).
Seperti yang telah dijelaskan di paragraf pembuka bahwa Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang gemar tersenyum. Meskipun tak sedikit masyarakat yang membenci beliau, namun rasul tetap menunjukkan akhlak yang mulia dengan bersikap ramah, santun dan selalu menyunggingkan senyum. Beliau tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Beliau melebarkan agama Islam dengan aktvitas dakwah yang damai. Sebab prinsip ajaran Islam pun juga mengacu pada perdamaian.
Seorang sahabat mulia ‘Abdullah bin Harits radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Tidaklah aku melihat seorang pun yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.”
(Ahmad dan at-Tirmidzi).
-
Mengamalkan Akhlak Mulia dan Mendatangkan Pahala
Mayoritas dari kita biasanya hanya akan tersenyum saat hatinya sedang bahagia. Saat masalah menumpuk dan pikiran penat, kita justru menampakkan muka masam di depan orang lain. Bahkan tak jarang, melampiaskan emosi kepada orang-orang di sekitar (misalnya keluarga) yang tidak bersalah.
Sungguh, itu sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. Alangkah baiknya jika kita sanggup memendam emosi. Apa yang menjadi masalah janganlah diumbar. Dan sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin dan secara baik-baik. Tersenyumlah saat bertemu orang. Tersenyumlah saat pulang dari kantor. Tersenyumlah saat bertemu teman di jalan. Tersenyumlah saat bertemu tetangga. Ya, walaupun hati sedang tak ingin senyum. Tetap tersenyumlah. Tampakkan wajah ceria. Dan percayalah Allah subhanahu wa ta’ala akan mencatat perbuatan yang tampak sepele itu sebagai ladang pahala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (muslim) dengan wajah yang ceria.”
(Imam Muslim).
-
Meringankan Beban Pikiran
Sudah menjadi kodrat bahwa kehidupan di dunia akan penuh dengan ujian atau cobaan. Sikap muslim yang baik saat menghadapi cobaan adalah dengan bersabar dan ikhlas. Walaupun itu mungkin terasa sulit, namun berusahalah untuk tetap kuat. Jangan membebani pikiran terlalu berlebihan.
Kita hanya perlu tetap berjuang. Kemudian untuk hasilnya pasrahkan pada Allah Ta’ala. Percaya deh sama Allah Ta’ala. Kita punya Allah yang Maha Besar, jadi jangan terlalu sedih. Jangan membebani diri sendiri. Sesekali hiburlah diri dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti tersenyum bersama teman-teman. Tujuannya agar tidak stres dan depresi. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sabdanya,
“Jangan kamu terlalu bebani jiwamu dengan segala keseriusan hidup. Hiburkanlah dirimu dengan hal – hal yang ringan dan lucu karena jika jiwa terus dipaksa memikul beban – beban yang berat ia akan menjadi keruh.”
(Ibnu Majah)
Manfaat senyum dalam Islam juga bisa menjaga silaturahmi. Sebagai makhluk sosial, kita tentu membutuhkan orang lain. Maka itu, sangat penting menjaga hubungan persaudaraan, baik di lingkungan masyarakat, tempat kerja, sekolah dan keluarga. Nah, salah satu cara untuk menjaga hubungan baik antar sesama yakni dengan menunjukkan sikap ramah dan sering menebar senyum.
Misalnya saat kita berjalan di depan rumah tetangga, ada baiknya kita menunjukkan sikap empati dengan mengucapkan salam serambi tersenyum. Hal ini dapat mempererat hubungan antar tetangga. Dengan demikian, tali silaturahmi pun tidak akan terputus.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi. Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi”
(al-Bukhari dan Imam Muslim)
Tersenyum juga merupakan perbuatan menebar kebaikan. Ini tentu sangat penting. Sebab kita adalah khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah (pemimpin) sudah selayaknya kita memberikan contoh yang baik. Salah satunya menebar senyum kepada sesama.
Dengan tersenyum, kita berarti telah menunjukkan sikap menghargai. Tersenyum pun tidak boleh pilah-pilih. Misalnya kepada orang kaya kita tersenyum, sedangkan orang miskin kita malah cuek saja. Jangan ya! Ingatlah bahwa setiap muslim itu bersaudara, jadi tersenyumlah dengan tujuan menebar kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia dengan hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu”
( al-Hakim ).
-
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Seseorang yang suka menyapa orang lain, mengucapkan salam dan serambi tersenyum adalah ciri dari orang percaya diri. Dan sikap percaya diri ini sangat penting di Islam. Orang-orang muslim tidak diperbolehkan bersikap lemah. Sebaliknya kita harus berbangga diri sebagai umat Islam, karena Islam adalah agama yang paling sempurna.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(Ali Imran: 139)
Sekian. Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.