Padasan, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta
0838-6918-5523
pantiasuhanalhakim@gmail.com

Sifat Amanah dalam Islam

Panti Asuhan Al Hakim Sinar Melati Yogyakarta - Berani Hidup Berakhlak Mulia

Sifat Amanah dalam Islam

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. haii sobat al hakim kita kembali lagi di blog ini, nah disini kita akan membahas sifat amanah dalam islam.  salah satu orang yang dirindukan oleh surga adalah orang yang bisa atau selalu menjaga amanah yang telah diberikan kepadanya.

Allah SWT berfirman dalam QS al mu’minun: 8-11

 

artinya:

Dan orang-orang yang memelihara amanah Allah dan amanah para hamba-Nya. Mereka juga menepati janji, tidak mengkhianatinya, tetapi sebaliknya memenuhinya secara sempurna. Dan orang-orang yang menjaga ibadahnya . Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (yaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

karena itulah salah satu ciri dari orang mukmin sejati adalah orang yang memiliki sifat amanah. Lawan dari sifat amnah adalah sifat khianat. Kedua sifat tersebut tidak mungkin dan mustahil dapat bersatu pada diri seseorang,

sebagaimana pada sabda Rasulullah saw., “Tak mungkin berkumpul pada kalbu seseorang kekufuran dan keimanan, dusta dan kejujuran, amanah dan pengkhianatan.” (HR Ahmad).

Amanah ialah “sesuatu yang di percayakan”. Termasuk di dalamnya segala apa yang di percayakan kepada seseorang, baik harta ataupun ilmu pengetahuan dan sebagainya. Seorang pelajar memikul amanah, maka dia wajib menjaga waktu dan memperhatikan pelajarannya dengan sebaik-baiknya.

Demikian juga guru memikul amanah, maka wajib dia memberikan pelajaran kepada murid-muridnya menurut cara yang baik untuk kemajuan muridnya. Sesudah Allah memerintahkan kepada setiap manusia untuk memelihara Amanah dan berserah kepada hakim supaya menjalankan hukum dengan adil, karena itu juga merupakan salah satu amanat baginya, maka Allah memerintahkan supaya, mentaati Allah, Rasul, dan Uul Amri.

Pandangan Islam tentang Amanah

Sebagai umat Islam, kita pasti telah mengetahui bahwa agama kita mengajarkan untuk menjaga sifat amanah amanah yang kita terima dari orang lain. Bahkan, Islam mewajibkan kita untuk memelihara amanah, yaitu dengan bersikap jujur dan bisa dipercaya.

BACA JUGA:  Penjelasan Bahaya Riba - Surat Al Baqarah ayat 275

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabat apa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang perempuan (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.” (H.R. Ahmad, Muttafaq ‘alaih, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Dengan demikian orang amanah tak akan berkhianat. Sebaliknya, pengkhianat sulit diharapkan bersikap amanah.

Amanah itu banyak. Menjadi Muslim itu amanah. Menjadi ayah dan suami itu amanah. Menjadi istri dan ibu adalah amanah. Menjadi anak juga amanah. Menjadi pimpinan, karyawan, PNS, guru, pedagang, pejabat, penguasa, dll. Semua adalah amanah. Semua pasti dimintai pertanggungjawaban. Sabda Rasul saw., “Setiap orang dari kalian adalah pemimpin. Setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Muslim).

sifat Amanah itu ada pada seluruh perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mengharamkan sikap mengkhianati amanah ini, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah kalian. Padahal kalian tahu (QS al-Anfal [8]: 27).

Menurut Ibnu Abbas ra. ayat di atas bermakna, “Janganlah kalian mengkhianati Allah SWT dengan meninggalkan kewajiban-kewajiban-Nya. Janganlah kalian mengkhianati Rasul saw. dengan meninggalkan sunnah-sunnahnya. Janganlah kalian bermaksiat kepada keduanya.” (Al-Qinuji, Fath al-Bayan, 1/162).

baca juga pentingnya mencari ilmu

BACA JUGA:  Puasa Adalah Perisai Umat Muslim

Banyak teladan sifat amanah dalam islam salafush-shalih yang selayaknya kita contoh. Umar bin al-Khaththab ra., misalnya. Saat menjadi khalifah, beliau pernah dihadiahi minyak wangi kesturi dari penguasa Bahrain. Beliau lalu menawarkan kepada para sahabat, siapa yang bersedia untuk menimbang sekaligus membagi-bagikan minyak wangi kesturi itu kepada kaum Muslim. Saat itu, istri beliau, Atikah ra., yang pertama kali menawarkan diri. Namun, beliau dengan lembut menolaknya. Sampai tiga kali istri beliau menawarkan diri, beliau tetap menolak keinginan istrinya. Beliau kemudian, berkata, “Atikah, aku hanya tidak suka jika engkau meletakkan tanganmu di atas timbangan, lalu engkau menyapu-nyapukan tanganmu yang berbau kesturi itu ke tubuhmu. Sebab dengan demikian berarti aku mendapatkan lebih dari yang menjadi hakku yang halal.” (Al-Kandahlawi, Fadha-il A’mal, hlm. 590).

Begitulah sikap amanah sang Khalifah. Jangankan korupsi. Sekadar kecipratan minyak wangi yang bukan haknya pun tak sudi.

Dalam riwayat lain, Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththb ra. pernah menjodohkan salah satu putranya, Ashim, dengan seorang gadis anak penjual susu yang amanah. Kisahnya bermula saat sang Khalifah, sebagaimana kebiasaannya, berkeliling malam hari untuk memantau keadaan rakyatnya. Tak sengaja beliau mendengar percakapan dua orang wanita, ibu dan putrinya, di sebuah gubuk kecil. Ibunya, sang penjual susu, merintahkan putrinya untuk mencampur susu dengan air. Kata ibunya, “Toh Amirul Mukminin tidak akan tahu.” Namun, putrinya berkata, “Amirul Mukminin memang tidak akan tahu perbuatan curang tersebut. Namun, Tuhannya Amirul Mukminin, Allah SWT, pasti tahu.”

Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. yang secaara diam-diam mendengar percakapan itu pun bergegas pulang. Beliau lalu meminta putranya, `Ashim, untuk segera menikahi putri penjual susu tersebut karena ia gadis yang shalihah (Abdullah bin Abdul Hakam, Sirah `Umar bin `Abdil `Aziz, hlm. 23).

sumber: https://rotasi.co.id/2020/08/25/hukum-menjaga-amanah-dalam-islam/

Leave a Reply

WhatsApp WhatsApp kami!