Buah dari Kejujuran
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillah, kita dapat dipertemukan kembali di website Panti Asuhan Al Hakim ini. Maka dari itu, marilah kita syukuri karunia yang telah diberikan Allah subhanahu wa ta’ala yang memberikan rezeki. Tak lupa pula, shalawat, dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Insya Allah kita nantikan syafa’at nya di yaumil akhir.
Sahabat Al Hakim yang Insya Allah dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala di mana pun kalian berada,
Kejujuran merupakan salah satu nilai tertinggi dan terbaik dalam setiap nilai kebajikan di dunia. Oleh karena itu, dalam semua agama, pasti mengajarkan umatnya untuk berbuat jujur dalam setiap perbuatan.
Dalam agama Islam sendiri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan bahwa kejujuran dapat membawa kebaikan sekaligus menjadi sarana yang bisa mengantarkan diri ke surga. Nah, berikut ini beberapa hadits dan dalil yang menerangkan hal tersebut.
-
Kejujuran dapat membawa kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga
Dari Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ
“Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membaca kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.”
(al – Bukhari dan Imam Muslim)
-
Kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan
Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali radhiallahu ‘anhu, ia berkata, ‘Aku menghafal hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu,
دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ
“Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan.”’
(at – Tirmidzi)
-
Para pedagang akan dibangkitkan di hari kiamat sebagai orang jahat, kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik, & berlaku jujur
إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ
“Sesungguhnya, para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat), kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.”
(at – Tirmidzi dan Ibnu Majah)
-
Kebaikan itu menunjukkan jalan ke surga, sedangkan dusta menunjukkan jalan ke neraka
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pendusta.”
(Imam Muslim)
-
Orang yang tidak jujur termasuk sebagai orang yang munafik
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.”
(al – Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
-
Menjadi berkah dalam bertransaksi
Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda,
اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila keduanya berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan pada transaksi mereka berdua”
(al – Bukhari dan Imam Muslim)
Sekian, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.