Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Assalamualaikum Warahmatullahi Waabarakatuh. Alhamdulillah, kita bisa bertemu kembali di website Panti Asuhan Al Hakim ini dan masih ada kesempatan untuk menbaca artikel ini. Hari ini kita akan membahas Bersama kesulitan ada kemudahan.
Dunia memang sengaja Allah Ta’ala ciptakan sebagai tempat ujian, tidak satu sisipun dibelahan dunia yang dihuni manusia tanpa adanya ujian. Baik yang tidak beriman maupun yang beriman semua mendapat bagian yang sama didalam menerima ujian. Orang beriman semakin bertambah keimanannya semakin berat pula ujian yang diterimanya.
Semua bentuk ujian dari semua sisi, baik berupa kekayaan harta maupun kekurangan harta, karena dengan itu Allah Ta’ala ingin menseleksi siapa diantara hambanya yang terbaik amalnya. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mulk;
الَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)
Ayat diatas memberi penjelasan kepada kita bahwa Allah Ta’ala tidak menyebutkan banyak amalnya tetapi yang baik amalnya, baik menurut para mufasir adalah sesuai perintah Allah dan contoh NabiNya, Artinya kwalitas lebih utama daripada kwantitas, namun jika kwalitas sudah baik ditambah dengan kwantitas itu yang paling utama.Namun dibalik ujian berupa banyak kesulitan dan penderitaan ada kemudahan yang mengiringinya.
Seorang mukmin tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya. Mereka memahami bahwa kesulitan atau ujian diberikan oleh Alloh subhanahu wata’ala dalam rangka menguji hamba-Nya. Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam meyakini keimanan mereka. Karena itu, ujian atau kesulitan yang hadir dalam kehidupan kita akan menunjukkan siapakah kita sebenarnya. Alloh subhanahu wata’ala menjelaskan melalui firman-Nya, bahwa Dia akan menguji manusia untuk melihat siapakah yang benar-benar beriman.
“Apakah kamu mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad di antara-Mu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
(QS. Ali Imran [3]: 142)
Dinamika hidup yang sering kita lalui dan kita jalani, roda-roda kehidupan pun akan terus berputar, keadaan akan selalu berubah, kadang di atas, kadang di bawah, begitu juga setiap orang pasti mengalami hal tersebut. Seperti sebuah sunnatullah, setelah lapar ada kenyang setelah haus ada kepuasan, setiap kegelapan akan terang benderang dan setiap kesulitan ada kemudahan. Wahai sahabat, janganlah bersedih, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sebagaimana firman Allah;
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “ (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka dari itu janganlah kalian takut dengan datangnya suatu kesulitan. Karena sesudah kita melewati suatu kesulitan niscaya kalian akan menemukan kemudahan dan kebahagiaan.
Rasulullah SAW pun pernah mengalami berbagai cobaan dalam hidupnya, penganiayaan, cacian, pemboikotan pun pernah beliau rasakan, tapi sungguh luar biasa ketabahan beliau dan keoptimisan beliau dalam menyikapi hal itu semua. Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan dalam buku Riwayat Turunnya ayat-ayat suci Al-Qur’an berkata, ketika ayat 5-6 surat al-insyirah turun, Rasulullah SAW bersabda;
“Bergembiralah kalian semua, karena akan datang bagi kalian kemudahan, kesukaran tidak akan mengalahkan dua kemudahan”.
Imam Al-Khaththabi rohimahulloh berkata : “Jika kita lihat teks ayat (QS. Alam Nasyrah : 5-6) diatas, disebutkan ada dua kesulitan dan ada dua kemudahan. Akan tetapi, kesulitan itu hanya (dihitung) sekali karena datang dengan isim ma’rifat (tertentu), sedangkan kemudahan menunjukkan nakiroh (umum, jumlahnya banyak) menunjukkan bahwa yang pertama berlainan dengan yang kedua. Maksudnya kesulitan itu berada di antara dua kemudahan, yaitu kemudahan di dunia dan kemudahan berupa pahala di akhirat.” (Syarh Kitab At-Tauhid : 8/92, Al-Ghunaiman).
Allah pasti memberi jalan keluar terbaik. Oleh karena itu, seorang mukmin tidak boleh berputus asa ketika ditimpa kesulitan. Karena kemudahan pasti akan datang setelahnya, dengan jumlah yang lebih banyak daripada kesulitan yang dialaminya.
Orang yang cerdas, lagi pintar, akan merubah kerugian-kerugiannya kepada keberuntungan-keberuntungan. Lihatlah betapa Rosululloh diusir dari kampung kelahirannya Mekkah. Apakah beliau bersikap pesimis dan patah semangat? Tidak! bukan! Beliau hijrah ke Medinah dan mencari penghidupan baru disana, berkarya, bekerja dan berdakwah, sehingga jadilah beliau maju dan dapat membangun Medinah menjadi manusia-manusia bertaqwa, setelah mapan beliau baru kembali membangun asal negerinya yang beliau pernah diusir itu.
Bayangkan, seorang yang ummi, tak tahu baca dan tulis , diusir dari kampung halamannya sendiri, dan oleh bangsanya sendiri, dapat merubah masyarakat dari lembah kejahiliahan, menjadi insan yang tahu ilmu, tahu nilai-nilai akhlak yang luhur, dan maju dalam perekonomian. Dikenal dan dikenang dalam sejarah turun temurun.
Imam Ahmad bin Hanbal dipenjarakan, dicambuk, apa yang terjadi pada beliau setelah itu? Beliau jadi Imam ahli Sunnah yang jasanya dikenang sepanjang masa. Imam Ibnu Taimiyah keluar dalam tahanannya penuh dengan ilmu yang berlimpah ruah, ditengah kesempitan penjara, beliau mampu mengarang puluhan jilid buku.
Mungkin sekian Artikel yang kami tulis semoga bermanfaat dan semoga kita diberikan kesabaran, keihklasan untuk menjalankan hidup yang bahagia.
Jangan lupa juga baca artikel kami yang lain, judulnya http://pantiasuhanalhakim.org/hukum-membaca-al-quran-sambil-ngantuk/
Sumber https://www.hasmi.org/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan/
Cetak