wajib tau 2 Syarat Supaya Amal Diterima
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ……… ..
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Dahulu para sahabat Nabi selalu bersemangat untuk mengerjakan amalan-amalan shalih, akan tetapi rasa takut selalu mengiringi mereka saja. Kenapa sahabat takut, padahal kan mereka mengerjakan amalan yang baik? Mereka takun bukan tanpa alasan, tapi mereka takut karena mereka khawatir kalau kalau amalan mereka itu tertolak atau tidak di terima oleh Allah, yang menyebabkan amalan mereka menjadi sia sia. Hal seperti itu tentu saja sering timbul di hati para sahabat, karena mereka memiliki keimanan yang sangat kuat sampai, Abdullah bin Abi Mulaikah berkata:
“Aku telah menjumpai lebih dari 30 orang sahabat Nabi. Mereka semua khawatir sifat munafik ada dalam dirinya. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengatakan, “sebenarnya keimanan saya seoerti keimanannya Jibril dan Mikail”. ”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah… ..
Para ulama mengatakan bahwa, amalan sholeh tidak akan mungkin di terima oleh Allah kecuali memenuhi beberapa syarat, sebenarnya banyak syarat di terimanya amalan, tetapi disini saya akan menyampaikan 2 saja:
Syarat yang pertama yaitu: Amalan shalih itu sesuai dengan syariat agama islam:
Rasul telah menjelaskan pada hadits Aisyah bahwa, Nabi Muhammad pernah bersabda: “Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dalam agama kami, maka ia tertolak.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Apa artinya? Artinya adalah, amalan yang tidak ada ilmunya dari ajaran agama islam, maka akan tertolak lah amalan tersebut.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….
Pada hadits lain di terangkan kalau kita di perintahkan untuk berpegang teguh pada sunah Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad juga pernah bersabda bahwasanya:
“Wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnah ku dan sunnah nya para Khulafa’ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Pegangilah sunnah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. ” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah… ..
Syarat di terimanya amalan yang ke dua adalah: Amal shalih tersebut di kerjakan secara ikhlas
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امريء ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
“ Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju . ” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, tidak. 1 dan Muslim, no. 1907]
Kaidah ini di kuatka lagi dengan firmanNya Allahdalam Alquran yang berbunyi
قل إنما أنا بشر مثلكم يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه أحدا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sebenarnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka selanjutnyalah ia melakukan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beri-beri kepada Tuhannya “. (Kahfi [18]: 110)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Syaikhul islam ibnu taimiyah mengatakan, “menurut kalangan Ahli Sunnah wal Jama’ah, amala akan diterima dari orang yang bertakwa Allah, di kerjakan ikhlas hanya karena Allah dan sesuai dengan perintah-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang bertakwa kepada-Nya ketika beramal, maka kemungkinan diimanya lebih banyak, walaupun dirinya melakukan perbuatan maksiat pada tempat lain. Dan siapa yang tidak menetapi ketakwaan ketidakpastian, maka peluang tidak di terimanya lebih besar, walaupun pada satu sisi ia mentaati Allah.
Allah ta’ala mencapai bahwa peringatan akan menghapus kejelekan, seperti yang tertera dalam firman Allah yang berbunyi:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتن ۚ لذَٰلِك
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu kesalahan kan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah petunjuk bagi orang-orang yang ingat. ” (hud [11]: 114)
Sekiranya kebajikan tidak menerima dari pelaku kejelekan, maka peluang untukajikannya sangat sedikit sekali.
Semoga Allah ta’ala menerima amalan kita dan memberikan pahala sesuai dengan yang dia janjikan.
Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ……… ..